MAKALAH METODOLOGI PAI
METODE KERJA
KELOMPOK, SOSIODRAMA DAN PSIKODRAMA
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
METODOLOGI PAI
Dosen Pembimbing:
Lilik Nur
Kholidah, S.Pd., M.Pd.I
Disusun oleh :
Muhammad Taufik (150231602412)
Mukhammad Syariful Hidayat (150231604873)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MALANG
2018
LATAR
BELAKANG
Dalam dunia
pendidikan, suatu cara yang digunakan oleh pendidik dalam mencapai tujuan
pembelajaran adalah metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang diterapkan di
sekolah-sekolah ada banyak macamnya. Beberapa metode yang digunakan dalam
pembelajaran diantaranya adalah metode kerja kelompok dan bermain peran
(sosiodrama dan psikodrama).
Metode kerja kelompok
adalah format belajar mengajar yang
menitikberatkan pada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu kelompok
guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama. Sedangkan metode
bermain peran (sosiodrama dan psikodrama) memiliki arti sesuatu yang berkaitan
dengan pendidikan di mana individu memerankan situasi yang imajinatif dengan
tujuan untuk membantu tercapainya pemahaman diri sendiri, meningkatkan
keterampilan, menganalisis perilaku, atau menunjukkan pada orang lain bagaimana
seseorang harus bertingkah laku.
Hal yang perlu diingat adalah
bahwa setiap metode pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan,
sehingga para pendidik harus cerdas dalam memahami berbagai metode pembelajaran
agar nantinya dapat memilih metode yang tepat sesuai dengan tujuan, kondisi dan
situasi pembelajaran. Penyusunan makalah sederhana ini bertujuan untuk membantu
pendidik khususnya penulis dalam memahami metode kerja kelompok serta bermain
peran (sosiodrama dan psikodrama)
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
pengertian metode kerja kelompok, sosiodrama, dan psikodrama?
2.
Apa
tujuan metode kerja kelompok, sosiodrama, dan psikodrama?
3.
Bagaimana
langkah-langkah menerapkan masing-masing metode?
4.
Apa
kelebihan dan kekurangan metode kerja
kelompok, sosiodrama, dan psikodrama?
PEMBAHASAN
A.
Metode Pembelajaran Kerja Kelompok
1.
Pengertian
Metode kerja kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan
peserta didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu kesatuan dan
diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut. Karena itu guru dituntut
untuk mampu menyediakan bahan-bahan pelajaran yang secara manipulasi mampu
melibatkan anak bekerjasama dan berkolaborasi dalam kelompok.
Penerapan metode kerja kelompok menuntut guru untuk dapat
mengelompokan peserta didik secara arif dan proporsional. Pengelompokkan
peserta didik dalam suatu kelompok dapat didasarkan pada:
a.
fasilitas
yang tersedia;
b.
perbedaan
individual dalam minat belajar dan kemampuan belajar;
c.
jenis
pekerjaan yang diberikan;
d.
wilayah
tempat tinggal peserta didik;
e.
jenis
kelamin;
f.
memperbesar
partisipasi peserta didik dalam kelompok; dan
g.
berdasarkan
pada loter/ random.
2.
Tujuan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok
Penggunaan metode kerja kelompok menurut Moedjiono (1992:62)
bertujuan untuk:
a.
Memupuk
kemauan dan kemampuan kerjasama di antara para pesera didik
b.
Meningkatkan
keterlibatan sosio-emosional dan intelektual para peserta didik dalam proses
belajar mengajar yang diselenggarakan
c.
Meningkatkan
perhatian terhadap proses dan hasil dari proses belajar mengajar secara
berimbang
3.
Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Metode Kerja Kelompok
a. Kegiatan Persiapan Metode Kerja Kelompok
1)
Merumuskan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2)
Menyiapkan
materi pembelajaran dan menjabarkan materi tersebut ke dalam tugas-tugas
kelompok.
3)
Mengidentifikasi
sumber-sumber yang akan menjadi sasaran kegiatan kerja kelompok.
4)
Menyusun
peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat memulai dan mengakhiri, dan
tata tertib lainnya.
b. Kegiatan Persiapan Metode
Kerja Kelompok
1) Kegiatan Membuka Pelajaran
a) Melaksanakan apersepsi,
yaitu pertanyaan tentang materi pelajaran sebelumnya.
b)
Memotivasi
belajar dengan mengemukakan kasus yang ada, kaitannya dengan materi pelajaran
yang akan diajarkan
c) Mengemukakan tujuan
pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan dalam mencapai tujuan
pelajaran itu.
2) Kegiatan Inti Pelajaran
a)
Mengemukakan
lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari
b)
Membentuk
kelompok
c)
Mengemukakan
tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok atau langsung kepada semua siswa
d) Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan
mengakhiri kegiatan kerja kelompok.
e)
Mengawasi,
memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama siswa melakukan kerja kelompok.
f)
Pertemuan
klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok, pemberian balikan dari kelompok
lain atau dari guru.
3) Kegiatan Mengakhiri
Pelajaran
a)
Meminta
siswa merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melalui kerja kelompok.
b)
Melakukan
evaluasi hasil dan proses
c)
Melaksanakan
tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang belum dikuasai siswa
maupun memberi tugas pengayaan bagi siswa yang telah menguasai materi metode
kerja kelompok
4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kerja
Kelompok
a.
Kelebihan dari metode kerja kelompok ini adalah :
1) Membuat peserta didik aktif mencari
bahan untuk menyelesaikan tugasnya
2) Menggalang kerjasama dan kekompakan
dalam kelompok
3) Mengembangkan
kepemimpinan peserta didik dan pengajaran keterampilan berdiskusi dan proses
kelompok
b.
Keterbatasan penggunaan metode kerja kelompok ini, adalah :
1) Kerja kelompok hanya
memberikan kesempatan kepada peserta yang aktif dan mampu untuk berperan
sedangkan peserta didik yang terbelakang tidak terbuat apa-apa
2) Memerlukan fasilitas yang
beragam baik untuk fasilitas fisik dan ruangan maupun sumber-sumber belajar
yang harus disediakan.
B.
Metode Sosiodrama
1.
Pengertian
Metode
Sosiodrama merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada permainan peranan
untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia.
Konflik-konflik sosial yang disosiodramakan adalah konflik-konlik yang tidak
mendalam yang tidak menyangkut gangguan kepribadian. Misalnya pertentangan
antarkelompok sebaya dan perbedaan nilai individu dengan nilai lingkungan.
2.
Tujuan
a. Agar
anak didik mendapatkan keterampilan sosial sehingga diharapkan nantinya tidak
canggung menghadapi situasi sosial dalam kehidupan sehari-hari
b. Menghilangkan perasaan-persaan malu dan rendah diri tidak pada tempatnya, maka dilatih melalui temannya sendiri untuk berani berperan dalam suatu hal. Hal ini disebabkan karena memang ada anak didik yang disuruh ke depan kelas saja tidak berani apalagi berbuat sesuatu seperti berbicara di depan orang dan sebagainya.
c. Mendidik dan mengembangkan kemampuan untuk mengemukakan pendapat di depan teman sendiri atau orang lain.
d. Membiasakan diri untuk sanggup menerima dan menghargai pendapat orang lain.
b. Menghilangkan perasaan-persaan malu dan rendah diri tidak pada tempatnya, maka dilatih melalui temannya sendiri untuk berani berperan dalam suatu hal. Hal ini disebabkan karena memang ada anak didik yang disuruh ke depan kelas saja tidak berani apalagi berbuat sesuatu seperti berbicara di depan orang dan sebagainya.
c. Mendidik dan mengembangkan kemampuan untuk mengemukakan pendapat di depan teman sendiri atau orang lain.
d. Membiasakan diri untuk sanggup menerima dan menghargai pendapat orang lain.
e. Penerapan
metode sosiodrama ini akan lebih banyak berpengaruh terhadap
perubahan-perubahan sikap kepribadian anak didik baik yang langsung berperan
dalam sandiwara, maupun yang menyaksikan. Pengaruh tersebut akan muncul melalui
kesan dan pesan dari drama yang dimainkan.
3.
Langkah-langkah
a.
Tahap persiapan
Mempersiapkan masalah situasi hubungan sosial yang akan diperagakan atau pemilihan tema cerita. Pada tahap persiapan ini guru jugga menjelaskan mengenai peranan-peranan yang dimainkan, bagaimana pelaksanaan sosio drama dan tatacara pelaksanaan dalam kegiatan pembelajaran setelahnya.
Dalam sebuah kelas tentunya terdapat jumlah anak yang tidak semuanya bisa melaksanakan sosio drama, jadi selain menjelaskan tatacara pelaksanaan sosiodrama, guru juga harus menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh siswa yang menjadi penonton.
b. Penentuan pelaku atau pemeran
Setelah menentukan tema pelaksanaan sosiodrama selanjutnya guru mendorong peserta didik untuk melaksanakan bermain peran, kemudian guru menentukan siapa saja yang menjadi pemain dalam sosiodrama dan yang menjadi penonton. Guru bertugas menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh pemain secara sungguh-sungguh, bagaimana pentingnya menjadi pemeran terhadap tema belajar kelas mereka kali ini.
c. Tahap permainan sosiodrama
kemudian siswa dipersilakan untuk mendramatisasikan masalah-masalah yang telah ditentukan sebelumnya selama kurang 4-5 menit berdasarkan pendapat dan inisiatif mereka sendiri.
Abu Ahmadi menambahkan dalam melaksanakan sosio drama siswa diberi kesempatan untuk mengekspresikan, menggambarkan, mengungkapkan, suatu sikap yang dipikirkan seandainya ia menjadi tokoh yang diperankannya ssecara spontan.
d. Diskusi
Permainan dramatisasi dihentikan, kemudian para pemaim dipersilakan duduk, kemudian dilanjutkan dengan diskusi di bawah pimpinan guru yang di ikuti oleh semua peserta didik. Diskusi berkissar pada tingkah laku para pemeran dalam hubungannya dengan tema cerita. Diskusi tersebut berupa tanggapan, pendapat, dan beberapa kesimpulan.
e. Ulangan permainan
Permainan drama yang telah diperankan oleh beberapa anak sebelumnya kemudian diperankan kembali oleh beberapa siswa yang menjadi penonton setelah di dapat kesimpulan dari diskusi yang dipimpin oleh guru sebelumnya.
Mempersiapkan masalah situasi hubungan sosial yang akan diperagakan atau pemilihan tema cerita. Pada tahap persiapan ini guru jugga menjelaskan mengenai peranan-peranan yang dimainkan, bagaimana pelaksanaan sosio drama dan tatacara pelaksanaan dalam kegiatan pembelajaran setelahnya.
Dalam sebuah kelas tentunya terdapat jumlah anak yang tidak semuanya bisa melaksanakan sosio drama, jadi selain menjelaskan tatacara pelaksanaan sosiodrama, guru juga harus menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh siswa yang menjadi penonton.
b. Penentuan pelaku atau pemeran
Setelah menentukan tema pelaksanaan sosiodrama selanjutnya guru mendorong peserta didik untuk melaksanakan bermain peran, kemudian guru menentukan siapa saja yang menjadi pemain dalam sosiodrama dan yang menjadi penonton. Guru bertugas menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh pemain secara sungguh-sungguh, bagaimana pentingnya menjadi pemeran terhadap tema belajar kelas mereka kali ini.
c. Tahap permainan sosiodrama
kemudian siswa dipersilakan untuk mendramatisasikan masalah-masalah yang telah ditentukan sebelumnya selama kurang 4-5 menit berdasarkan pendapat dan inisiatif mereka sendiri.
Abu Ahmadi menambahkan dalam melaksanakan sosio drama siswa diberi kesempatan untuk mengekspresikan, menggambarkan, mengungkapkan, suatu sikap yang dipikirkan seandainya ia menjadi tokoh yang diperankannya ssecara spontan.
d. Diskusi
Permainan dramatisasi dihentikan, kemudian para pemaim dipersilakan duduk, kemudian dilanjutkan dengan diskusi di bawah pimpinan guru yang di ikuti oleh semua peserta didik. Diskusi berkissar pada tingkah laku para pemeran dalam hubungannya dengan tema cerita. Diskusi tersebut berupa tanggapan, pendapat, dan beberapa kesimpulan.
e. Ulangan permainan
Permainan drama yang telah diperankan oleh beberapa anak sebelumnya kemudian diperankan kembali oleh beberapa siswa yang menjadi penonton setelah di dapat kesimpulan dari diskusi yang dipimpin oleh guru sebelumnya.
4.
Kelebihan
dan Kekurangan
Kelebihan
metode Sosiodrama:
1. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. disamping merupakan pengalaman yang menyenangkan yang sulit untuk dilupakan.
2. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias.
3. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.
4. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah dan dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung didalamnya dengan penghayatan siswa sendiri.
5. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan/membuka kesempatan bagi lapangan kerja.
Kekurangan metode sosiodrama:
1. Situasi sosial yang diciptakan dalam suatu lakon tertentu, tetap hanya merupakan situasi yang memiliki kekurangan kualitas emosional dengan situasi sosial yang sebenarnya.
2. Sukar untuk memilih anak-anak yang betul-betul berwatak cemerlang untuk memecahkan sebuah masalah.
3. Perbedaan adat-istiadat, kebiasaan dan kehidupan didalam masyarakat akan mempersulit pengaplikasian metode ini.
4. Kadang-kadang anak-anak tidak mau memainkan suatu adegan karena kurangnya rasa percaya diri.
5. Metode ini memerlukan waktu yang cukup panjang.
6. Anak-anak yang tidak mendapatkan giliran akan menjadi pasif.
7. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya.
8. Apabila pelaksanaan sosiodrama mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai.
9. Tidak semua mata pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
10. Pada mata pelajaran agama masalah keimanan, sulit disajikan melalui metode sosiodrama.
1. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. disamping merupakan pengalaman yang menyenangkan yang sulit untuk dilupakan.
2. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias.
3. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.
4. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah dan dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung didalamnya dengan penghayatan siswa sendiri.
5. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan/membuka kesempatan bagi lapangan kerja.
Kekurangan metode sosiodrama:
1. Situasi sosial yang diciptakan dalam suatu lakon tertentu, tetap hanya merupakan situasi yang memiliki kekurangan kualitas emosional dengan situasi sosial yang sebenarnya.
2. Sukar untuk memilih anak-anak yang betul-betul berwatak cemerlang untuk memecahkan sebuah masalah.
3. Perbedaan adat-istiadat, kebiasaan dan kehidupan didalam masyarakat akan mempersulit pengaplikasian metode ini.
4. Kadang-kadang anak-anak tidak mau memainkan suatu adegan karena kurangnya rasa percaya diri.
5. Metode ini memerlukan waktu yang cukup panjang.
6. Anak-anak yang tidak mendapatkan giliran akan menjadi pasif.
7. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya.
8. Apabila pelaksanaan sosiodrama mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai.
9. Tidak semua mata pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
10. Pada mata pelajaran agama masalah keimanan, sulit disajikan melalui metode sosiodrama.
C.
Metode Psikodrama
1.
Pengertian
Psikodrama
merupakan permainan peranan yang dimaksudkan agar individu yang bersangkutan
dapat memperoleh pengertian lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan konsep
pada dirinya, menyatakan kebutuhannya-kebutuhannya, dan menyatakan reaksinya
terhadap tekanan-tekanan terhadap dirinya.
2.
Tujuan
Untuk
memperoleh pengertian yang baik tentang dirinya sehingga dapat menemukan konsep
dirinya, kebutuhan-kebutuhannya dan reaksi-reaksi terhadap tekanan yang
dialaminya.
3.
Langkah-langkah
1.
Tahap persiapan
Tahap persiapan dilakukan untuk memotivasi anggota kelompok agar mereka
siap berpartisipasi secara aktif dalam permainan, menentukan tujuan permainan,
menciptakan perasaan aman dan saling percaya pada kelompok.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan tediri dari kegiatan dimana pemain utama dan pemain
pembantu memperagakan permainannya. Dengan bantuan pemimpin kelompok dan
anggota kelompok lain pemeran utama memperagakan masalahnya.
3. Tahap diskusi atau tahap berbagi
pendapat dan perasaan
Dalam tahap diskusi atau tahap bertukar pendapat dan kesan, para anggota
kelompok diminta untuk memberikan tanggpan dan sumbangan pikiran terhadap
permainan yang dilakukan oleh pemeran utama. Tahap diskusi ini penting karena
merupakan rangkaian proses perubahan perilaku pemeran utama kearah keseimbangan
pribadi.
4.Kelebihan dan kekuarangan
Kelebihan
a. Mengembangkan kreativitas siswa
(dengan peran yang dimainkan siswa dapat berfantasi)
b. Memupuk kerjasama antara siswa.
c. Menumbuhkan bakat siswa dalam
seni drama.
d. Siswa lebih memperhatikan pelajaran
karena menghayati sendiri.
e. Memupuk keberanian berpendapat di
depan kelas.
f. Melatih siswa untuk
menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalarn waktu singkat.
Kekurangan
a.
Adanya kurang kesungguhan para pemain menyebabkan tujuan tak tercapai.
b.
Pendengar (siswa yang tak berperan) sering mentertawakan tingkah laku pemain
sehingga merusak suasana.
No comments:
Post a Comment